Home » » FIRST CONTEST

FIRST CONTEST


 AKAR KEHIDUPAN
Meniti kehidupan merupakan pilihan wajib bagi setiap orang yang masih di beri  kesempatan bernafas di dunia untuk mengemban amanah. Pilihan wajib disini hanya berupa kesempatan yang datang dari berbagai arah tak menentu dan jaminan individualislah yang menentukan keberhasilan seseorang dalam memanfaatkan kesempatan itu semaksimal mungkin. Pada saat tertentu, kehidupan sangatlah bersahabat, menyenangkan, indah, dan bersikap manis pada seseorang. Di saat tertentu pula, kehidupan berupaya menghujam dari seluruh arah, menusuk dari belakang, kemudian mendentamkan tubuh seseorang jauh-jauh hingga kesakitanpun akan terasa walaupun ia tak berupaya untuk merasakannya. Memang begitulah jati diri kehidupan yang tak tahu bagaimana alurnya, tak selalu maju, mundur,maupun campuran.
            Alur mundur,sebagai tuntunan dan acuan tindakan untuk masa sekarang sampai kedepan, dan masa depan sebagai tujuan paripurna untuk masa sekarang.
Hidup tanpa adanya sosok wanita sebagai tauladan, sandaran segala peluh, dan curahan berbagai perasaan kecewaku terhadap terpaan liku kehidupan yang penuh kesukaran dan kesulitan terkadang membuatku rindu akan hadirnya bersamaku. Memompa semangatku untuk selalu menjalani dan mensyukuri liku kehidupan yang telah digariskan.
Walaupun goresan kenangan itu tak berbekas sedikitpun dijiwa, relung, dan memorialku, aku terus berharap selalu akan ada cerita tentangmu dari orang-orang tercinta. Dari kakak-kakakku yang tak jera memberi teladan dengan segala bentuk usahanya demi para adiknya, dan yang paling kurindukan petuah-petuah dari ayahku yang sudah renta saat ini.
Menjadi anak bungsu dari tujuh bersaudara, dengan empat kakak laki-laki dan dua kakak perempuan tanpa adanya sosok ibu, dan tumbuh di kalangan yang bisa dibilang pas-pasan memberikanku banyak pelajaran terutama tentang tanggungjawab sebagai seorang anak sekaligus adik. Sebagai anak yang satu-satunya dapat menjamah bangku kuliah dan berkesempatan menjabat gelar pendidikan sebagai mahasiswa tampaknya sangat bahagia bagiku menempuhnya. Namun disisi lain dengan posisi seperti saat ini mengingatkanku dalam menggenggam tanggungjawab yang besar pula dalam lingkup keluarga dan lingkungan masyarakat Desa Rawoh, tepatnya di wilayah Kabupaten Grobogan. Saksi bisu dimana aku dilahirkan 18 tahun yang lalu dan masih kutemukan orang yang paling berperan dalam perjalananku menjumpai dunia. Sosok ibu disampingku, dan yang telah hilang dua tahun kedepannya,setelah kelahiranku.
Sempatku ditenggelamkan dalam cerita masa lalu dimana saat ibuku berjuang melawan penyakit yang terus menggerogotinya sampai beliau tak kuat untuk berlama-lama bertahan memikulnya sendiri. Penyakit kronis yang dapat berakibat fatal yang menurut mereka, para teknisi kedokteran belum menjumpai obat yang mujarab untuk menyembuhkan dan menghilangkannya jauh-jauh dari raga yang enggan dianggap sebagai parasit kehidupan saat itu. Pada tahun kedua dari usiaku, usia dimana pertumbuhan dan perkembangan anak yang belum sempurna, dari cara berjalan, berlari, makan, bicara, dan menyampaikan apa yang dikehendaki saja tak bisa. Apalagi menyampaikan perasaanku, bahwaku masih ingin bersamanya, dibesarkan olehnya, dan melihatnya merasa jengkel dan gemas ketika menjumpai tingkahku yang nakal kala itu, mengantarkan kesekolah, diambilkannya buku raport, dan membuatnya tersenyum kala melihat rata -rata nilai raport yang telah kuperoleh atas tuntunan dan didikannya. Hal itu sangatlah kurindukan dan ingin sekali kumerasakannya walaupun dalam lorong waktu yang terjadi pada orang-orang beruntung selain aku yang dapat dibesarkan dan dilimpahkan kasih sayang yang sempurna dari sosok ibu.
Gelar pendidikan tertinggi dalam lingkup keluarga membuatku tak hentinya berkeyakinan memperoleh berbagai pengalaman dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai acuan untuk selektif dalam menyikapi berbagai tekanan kehidupan. Mahasiswa bukanlah gelar sepele di lingkungan masyarakat desaku. Hanya beberapa gelintir orang yang berkesempatan untuk menempuh gelar ini. Kebanyakan dari remaja di desa tempat tinggalku memilih menuai kesempatan untuk hidup mandiri dengan bekerja di perumahan, garment, resto, dan pekerja bangunan di kota-kota besar seperti Semarang, Solo, Surabaya dan Jakarta. Pilihan yang mereka tempuh bukanlah sekedar intimidasi keegoan individu. Akan tetapi mereka juga memikirkan keadaan ekonomi yang dipikul oleh orang tua dan keluarga besar mereka. Sering sekali aku merasa iri pada mereka yang dapat lebih dahulu mandiri, tidak terus menerus merepotkan orang tuanya dengan berpenghasilan dan hidup pada garisnya masing-masing. Bahkan banyak diantara mereka yang sudah memberikan gaji yang mereka peroleh untuk kedua orangtuanya, sebagai usaha balas budi yang mungkin tak seberapa bagi orang tuanya, yang telah berjasa disepanjang kehidupannya. Hal itu kembali menyulutkan ghirah semangatku untuk segera mencontoh perbuatan mereka dengan berusaha membahagiakan orang tua. Namun, untuk saat ini tugasku hanya belajar, kuliah dengan sungguh-sungguh, melatih diri dalam organisasi kampus, dan menjadi wisudawati terbaik pada tahun kelulusanku nanti, pada tahun 2016. 
Dalam lingkungan masyarakat pedesaan, yang saat ini banyak anak-anak bermain diluar, menikmati sepak bola, bulu tangkis, benthik, tekongan(dolanan tradisional) membuat saya berkeinginan untuk lebih memanfaatkan waktu bermain mereka dalam dunia membaca dan bermain didalamnya. Saya ingin membuatkan mereka taman baca dan taman bermain di rumah saya. Kebetulan terdapat ruang yang kosong, dan tidak digunakan sebagai kamar tidur yang dapat disinggahi dan ditempati oleh ratusan buku untuk dinikmati. Kebudayaan membaca adalah salah satu hal yang kurang diperhatikan bagi para orang tua. Apalagi dilingkungan tempat tinggal saya yang dikarenakan mayoritas dari mereka berprofesi sebagai petani dan peternak. Anak-anak bebas bergaul dan bermain diluar tanpa pengawasan dari orangtua. Sementara para orangtua sibuk dengan profesinya masing-masing di sawah. Hal itulah yang membuat saya berkeinginan untuk berusaha membukakan jendela dunia bagi mereka, terutama bagi anak-anak, melaui kecintaan mereka untuk membaca buku sehingga budaya membaca dapat terlestarikan.
Selain itu, saya ingin mengembangkan segala bentuk potensi dan kreativitas para ibu rumah tangga yang sibuk menekuni profesinya sebagai petani dengan melakukan pelatihan-pelatihan pengembangan skill kecil-kecilan terlebih dahulu yang diikuti oleh masyarakat dusun saya. Kemudian hasil kreativitas tersebut dapat dijual secara individual ataupun kolektif dalam bentuk pameran desa. Hal itu saya inginkan karena kegiatan ibu-ibu PKK di dusun saya tidak berjalan, sehingga kreativitas mereka tidak sering diasah dan masih stagnan pada profesi mereka yang hanya itu-itu saja. Alangkah lebih baiknya jika para ibu dapat melakukan hal yang lebih bermanfaat lainnya dengan berkumpul dalam suatu komunitas yang disana sebagai tempat bertukar pikiran dan berkreativitas mengembangkan potensi mereka masing-masing.
Mengadakan desa binaan dengan mengembangkan seluruh potensi seluruh masyarakat dengan menjadikan Desa Rawoh, Kec. Karangrayung Kab. Grobogan sebagai pusat industri pertanian khususnya kacang hijau yang sukses, bermutu, terkenal,dan berkualitas. Hasil industi dari kacang hijau tersebut dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman kecil seperti dodol, sari kacang hijau, tempe kacang hijau, gethuk kacang hijau dan jenis olahan lain yang memungkinkan untuk dipasarkan. Bersama-sama mengelola para warga Desa Rawoh, khususnya Dusun Jaten untuk berkenan mengembangkan, memajukan dan memakmurkan desa, dalam aspek perkembangan industrinya. Kemudiaan hasil industri tersebut dapat dipasarkan keseluruh pelosok, dan dapat pula ditampilkan dalam rangkaian acara pameran desa yang diselenggarakan.
Dalam hal diluar desa tempat kelahiran saya, ingin sekali saya mengadakan suatu penelitian ataupun pengabdian tentang seluk-beluk pendidikan, agama, dan sosial yang dimiliki oleh masyarakat tertentu, khususnya masyarakat yang tinggal dipinggiran ataupun masyarakat yang tinggal di daerah pelosok. Masyarakat yang masih primitif dengan pendidikan modern yang pengajarannya dominan pada pengembangan teknologi, terutama internet yang saat ini dapat diakses dengan mudah. Dengan latar belakang tersebut,saya ingi tahu bagaimana mereka menjalankan agama/kepercayaan yang mereka anut dan bagaimana pula kehidupan sosial yang mereka jalani. Mengabdi selama beberapa minggu dan berusaha mengubah tatanan pendidikan yang masih jauh primitif menuju pendidikan yang modern dengan tidak melupakan latar belakang pendidikan primitif sebagai acuan kedepan lebih baik.
Dalam mengayunkan langkah, sering kujumpai seorang yang berusaha memahami kehidupan dengan berbagai usaha yang dilakukan. Di kampus, ada seorang kakek yang melangkah dengan terseret-seret memperdagangkan koran yang dibawanya setiap hari. Beliau setiap hari berkeliling di kampus saya STAIN Salatiga, Pasar Raya Salatiga, dan sering pula saya menjumpai beliau di daerah Blotongan, Salatiga yang jaraknya mencapai 6 kilo dengan menikmati langkah yang tetap terseret dan masih setia pula dengan koran yang dibawanya dan tas ransel warna pink yang berisi koran dan majalah dipunggungnya. Sempat pula saya merasa ingin tahu bagaimana keadaan keluarganya, dimana rumahnya, dan status sosialnya. Hal itu beliau lakukan hanya untuk berusaha menempuh hidup sebijak mungkin.
Itulah keinginan saya dalam membantu sesama. Karena masih diberi kesempatan menghela nafas, saya berusaha untuk memanfaatkan hembusan ini dan menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain. Saya ingin menjadi akar yang menopang batang, ranting, dahan, dan buah. Akar yang kuat bertahan menjaga keutuhan pohon, menghadapi terpaan hujan, panas, angin kencang, dan terkadang akar harus menerima berbagai beban dari keegoan manusia. Akar yang masih bertahan walaupun sudah ditebang, dan akan tumbuh lagi tunas-tunas yang akan tumbuh subur dan rimbun dikemudiannya. Karena akibat ditebang, bukan berarti mati karenaya. Namun ia akan menjadi akar yang semakin kuat menjaga keutuhan pohon yang rimbun dan asri di masa depannnya.

1 komentar:

Terpopuler

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Asya az Zahra - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger